Naruto Chapter 609 : "Akhir"



Sebelumnya : Naruto Chapter 608

Kakashi telah menetapkan keputusannya. Ia tak akan membiarkan rekannya mati, ia tak akan membiarkan siapapun menyakiti Naruto, Kakashi akan melindungi muridnya itu.

"Melindungi Naruto?" Obito bertanya, dengan tatapan yang seolah ragu kalau Kakashi benar-benar bisa melakukan hal tersebut. Terlebih, lelaki berpenutup mulut itu sudah tampak kelelahan.

"Aku ... Juga ..." Ucap Gai ikut-ikutan, dengan kondisi yang bahkan jauh lebih memprihatinkan dari Kakashi. Setelah menggunakan jutsu tadi untuk menghalau serangan Susano'o Madara, ia terlihat benar-benar kehabisan tenaga.

"Dia berkata begitu meskipun kondisinya sudah sangat parah, apa semua shinobi Konoha memang seperti itu." Gumam Hachibi.

Naruto Chapter 609 - Akhir

"Oarrghhhh!!!!!!!" Hachibi menghancurkan kayu-kayu yang melilit tubuhnya, "Daya ikat kayunya mulai melemah!" Ucap Hachibi.

"Oucch!" Gai yang juga telah terlepas dari ikatan kayu itu terjatuh di telapak tangan Hachibi.

"Hati-hatilah, Naruto!" Ucap Hachibi ke Naruto. "Kekuatan kayunya sama seperti kekuatan Hokage pertama, ia juga bisa memblok kekuatan Bijuu!"

"Seperti milik kapten Yamato ya?"

"Kau cukup bagus dalam menggunakan mata kirimu." Ucap Obito, "Kau bahkan bisa menggunakan Mangekyou. Tapi, ayo kita lihat apakah di dalam kondisimu yang sekarang ini, kau masih bisa kembal dari dimensi lain!?" Obito emulai serangannya. Mula-mula, ia mengeluarkan kayu dari tangan kanannya untuk mencengkram tangan Naruto. Kemudian, ia bersiap untuk menyerang Kakashi yang masih terduduk lemas dengan tangan kirinya.

"Tetaplah diam di dalam tempat sampah, Kakshi!"

"kakashi-sensei!!" Naruto tak membiarkan gurunya diserang, kemudian dengan kepalanya ia menyerang dahi Obito. Tak sigap, lelaki yang seharusnya bisa membuat serangan itu tembuspun malah terkena dan harus terpental beberapa meter ke belakang.

Sementara itu, di dalam kubah api yang menyelimuti wadah ekor sepuluh, mulai tampak suatu tanda-tanda keretakan.

Hachibi khawatir, kemudian mulai fokus ke arah kubah itu, "Aku serahkan Obito padamu, biar aku mengurus yang itu!" Ucapnya.

Sementara itu, Obito yang sempat terjatuh kembali bangkit dengan cepat, kemudian menatap Naruto dengan wajah setengah kriputnya.

"Heh, sekarang aku bisa melihatnya dengan jelas." Ucap Naruto.

Kakashi masih kelelahan, dan Obito tak mengerti dengan apa yang Naruto maksud. Kemudian, pemuda berambut kuning itupun melanjutkan, "Wajah menderitamu itu!"

"!!!" Obito kesal dan kembali bersiap untuk menyerang. "Harusnya kau mengatakan itu pada orang yang ada di sebelahmu!!"

"Aku harus melakukan sesuatu terhadap guru Kakashi." Pikir Naruto, "Dia benar-benar kelelahan setelah menggunakan terlalu banyak sharingannya. Kalau dia sampai dihisap lagi ..."

"Naruto, tukar denganku!" Pinta Kyuubi.
"Hm?"
"Biar aku yang mengurusnya ..." Kyuubi meyakinkan.
"Tapi ..."
"Sudahlah, tukar saja!"

Merekapun bertukar posisi. "Hei bocah Kakashi, ulurkan tanganmu!" Pinta Kyuubi lewat tubuh Naruto.

"Kau ..."

"Cepat, ulurkan tanganmu!!"

Sebelum Obito menyerang, Kakashi segera mengulurkan tangannya. Kyuubi mencengkramnya dan lalu ... Sungguh di luar dugaan. Dengan sengaja, Kyuubi melempar tubuh Kakashi ke Obito, membiarkannya dihisap untuk kedua kalinya oleh lelaki itu.

"..." Sejenak Naruto terdiam. Kemudian, "Uwaaaa!!!! Kurama!! Apa yang kau lakukan hah!!?"

"Sekarang kau bisa bertarung tanpa halangan lagi, cepat lakukan, Naruto!" Mereka kembali bertukar.

"Haah!? Siaal!!!!!!!" Naruto memukul dengan tangan Kyuubinya. Dan seperti biasa, Obito mengirim bagian tubuhnya yang diserang menuju dimensi lain, dan serangan Naruto hanya menembusnya begitu saja.

Tapi setelahnya ...

"Uhkkkk!!!!!" Obito memuntahkan darah.

"!!?" Naruto benar-benar tak mengerti, padahal serangannya hanya menembus perut Obito.

Ternyata, dikirimnya Kakashi ke dimensi lain bukanlah tanpa tujuan. Di sana, kakashi dapat menyerang bagian tubuh Obito yang menghilang. Saat Obito memindahkan bagian perutnya ke dimensi lain agar tidak terkena serangan Naruto, Kakashi sudah menunggu di sana untuk menyerangnya.

"Sekarang kita telah mengetahui triknya, kalau kita berhati-hati, kita bisa mengalahkannya." Ucap Kakashi, yang kelihatan sudah pulih dari rasa lelahnya.

"Kakashi melakukannya dari sisi yang lainnya." Jelas Kyuubi. "Perbedaan antara kau dan aku adalah aku bisa membagikan chakra dengan bebas. Aku akan menjelaskan detailnya padamu nanti."

"Kapan kau memberikan chakra ke Kakashi?"

"Saat aku mencengkram tangannya."

"Jadi, sekarang dia ..."

"Ya. Chakranya sudah pulih dan dia bisa menggunakan kamui lagi untuk kembali." Ucap Kyuubi. Dan benar saja, Kakashi kembali dari dimensi lain.

"Guru Kakashi!!"
"Berterimakasihlah pada Kyuubi." Ucap Kakashi.

Di sisi lain, retakkan kubah yang menyelimuti Juubi semakin membesar. Hachibi dan Naruto lainnya, entah yang asli atau bunshinnya, yang diselimuti oleh chakra raksasa Kyuubi menggabungkan kekuatan dan membentuk Bijuudama bersama-sama. Dari dua bijuu itu, terciptalah suatu bola bijuu berukuran raksasa, dan masih terus membesar.

"Kita harus meledakannya sebelum ia keluar. Buat sebesar yang kau bisa!"
"Yaah, kami sudah siap, paman Bee dan Hatt-san!!"

Mereka telah siap dan ...
"Tembak!!!"

Bola raksasa itupun menyerang dan menghancurkan kubah tersebut.

"Yeah!! Sudah berakhir!!!"
"Uwaaah!!!!" Saking dahsyatnya, untuk sesaat terasa getaran gempa. Tampak juga ledakan yang begitu besar, dan ...

"Chakra Mazounya ...
Menghilang?"
"KIta berhasil!!! Kita berhasil melakukannya!!!"
"Yeah!!!!" Ucap senang Naruto dan yang lainnya.

"Apakah ini sudah berakhir?"

"Ya" Ucap Obito, "Akhir dari Dunia ini."

Chakra Mazou mungkin memang sudah menghilang. Akan tetapi, Juubi tidaklah lenyap, ia malah telah berhasil dibangkitkan. Sesosol mahluk yang mengerikan, dengan sepuluh ekor yang gagah di bawah terangnya sinar bulan malam itu.

"Yah yah ...
Bisakah kita mulai sekarang?" Madara duduk dengan santainya, bersiap untuk menjalankan rencananya.

To Be Continued

0 komentar:

Post a Comment