Pusaran Raksasa “Tak Terlihat” Tetap Ada di Saturnus Setelah Badai Besar



Pada tahun 2010, badai kecil putih terang muncul di belahan utara Saturnus. Badai ini tumbuh sampai melilit planet dalam struktur awan yang keriting, menciptakan gangguan atmosfer kolosal yang dialam hingga awal tahun 2012, menjadi badai terbesar yang terlihat di planet sejak tahun 1990. Berada di orbit sekitar planet bercincin ini, pesawat ruang angkasa Cassini berada di posisi terdepan untuk menonton gangguan yang terungkap, yang memungkinkan ilmuwan planet mengamati badai rakasa yang mengerikan. Saat badai terlihat bahkan untuk para astronom amatir di Bumi, banyak kegiatannya yang berlangsung di luar jangkauan cahaya tampak terlihat oleh kamera dan teleskop, kata para astronom. Badai ini tidak hanya besar dan terdiri atas udara panas tetapi pengamatan inframerah menunjukkan pusaran oval raksasa masih bertahan di Saturnus sebagai efek samping dari badai.
“Ini pertama kalinya kami melihat sesuatu seperti itu pada setiap planet di tata surya,” kata Leigh Fletcher dari Universitas Oxford, Inggris, penulis utama dari kertas yang menggambarkan badai yang belum pernah terjadi sebelumnya. “Ini sangat tidak biasa, seperti yang bisa kita lihat dalam pusaran pada panjang gelombang inframerah – kita tidak bisa mengatakan bahwa itu ada hanya dengan melihat awan.”
Fletcher dan timnya juga menggunakan pengamatan yang berbasis darat dengan Teleskop Sangat Besar dari Observatorium Eropa Selatan di Chile, dan Fasilitas Teleskop Inframerah milik NASA di puncak Mauna Kea di Hawaii.
Saat badai terlihat bererupsi di dek awan yang bergolak dari troposfer Saturnus, gelombang energi bergulung ratusan kilometer ke atas, menyimpan energi mereka sebagai dua ‘beacon’ udara panas raksasa di stratosfer.
Data dari instrumen spektrometer komposit inframerah Cassini (CIRS) mengungkapkan debit badai kuat yang dikirim di stratosfer Saturnus suhunya melonjak 65 derajat C (150 derajat Fahrenheit, kelvin 83) di atas normal.
Peneliti menjelaskan dalam tulisan yang akan diterbitkan dalam Journal Astrophysical edisi 20 November ini sebagai “sendawa” energi, karena mereka mengamati peningkatan besar dalam jumlah gas etilen di atmosfer Saturnus, sebuah asal usul yang misterius. Etilen, gas, tidak berbau tidak berwarna, tidak biasanya diamati di Saturnus. Di Bumi, gas ini tercipta secara alami dan beberapa bisa dibuat oleh manusia.

0 komentar:

Post a Comment